Bacaan: Matius 26:1-5; 14-16 (TB)
“Simon orang Zelot dan Yudas Iskariot yang mengkhianati Dia.” (Matius 10:4)
Sebenarnya “pengkhianatan” seperti apa sih yang dilakukan oleh Yudas? Kalau dari segi tujuan Yesus datang untuk melaksanakan proyek penebusan umat manusia dari dosa, bukankah itu berhasil dengan sukses. Goalnya tercapai? Bukankah seakan-akan Yudas turut andil dalam melancarkan misi ilahi tersebut dengan dia menjual Yesus ke tangan orang Farisi.
Tapi pengkhianatan dimaksud adalah bukan dilihat dari segi keberhasilan bahwa Yesus akhirnya mati bagi umat manusia. Tetapi pengkhianatan yang dimaksud adalah, bahwa semula semua murid-murid Yesus termasuk Yudas berada dalam satu barisan dengan Yesus. Dalam sudut pandang Matius, sang penulis Injil: Matius, melihat pengkhianatan Yudas sebagai contoh bagaimana manusia dapat gagal memahami rencana Allah. Matius juga menekankan bahwa pengkhianatan Yudas bukanlah kecelakaan, melainkan bagian dari rencana Allah yang telah ditentukan sebelumnya.
Pengkhianatan Yudas adalah contoh dari bagaimana manusia dapat memiliki motivasi dan tujuan yang berbeda-beda, bahkan ketika melakukan tindakan yang sama. Adanya motivasi terselip di dalam batin untuk mencari keuntungan, menyelamatkan diri, bermain aman dan lain-lain. Pengkhianatan Yudas juga menunjukkan bahwa rencana Allah tidak selalu dapat dipahami oleh manusia, dan bahwa kejadian-kejadian yang terlihat buruk pun dapat menjadi bagian dari rencana yang lebih besar dan lebih baik. Jadi saat ini setiap pelayanan yang mengharapkan atau didasari ambisi ingin mendapatkan lebih itu artinya sudah tidak murni atau sejati. Itu bisa disebut pengkhianat Yesus. (MN)
Refleksi Diri: Pernahkah anda mengalami di hidup anda motivasi mereguk keuntungan walau sedikit?
Highlight: Bahwa rencana Allah tidak selalu dapat dipahami oleh manusia
Renungan ini bisa anda dengarkan juga di Radio Suara Akurat. Dan bagi anda yang ingin menjadi donatur Suara Akurat dipersilahkan menghubungi kami di No. HP 08157666660 atau transfer ke BCA Solo no. rek: 3920149463, A/n: Ratna Purnama Indah Hutapea.
