Bacaan: Lukas 24 : 36-49
“Mereka terkejut dan takut dan menyangka bahwa mereka melihat hantu.” (Lukas 24:37)
Pada Oktober 2019, sebuah peristiwa di Tuban, Jawa Timur, viral di media sosial. Sekitar tujuh jam setelah pemakaman seorang pria yang meninggal karena kecelakaan, ia kembali ke rumahnya. Keluarganya dan warga sekitar ketakutan. Awalnya, mereka mengira melihat hantunya. Setelah diselidiki, ternyata ada kesalahan identifikasi terhadap jenazah almarhum. Kecelakaan yang parah membuat mereka tidak dapat mengenali wajah korban. Jadi, mereka menyimpulkannya berdasarkan identitas kepemilikan motor yang dipakainya. Yang sebenarnya terjadi adalah, beberapa waktu sebelum kecelakaan itu, si pemilik motor telah menggadaikan kendaraan tersebut kepada orang lain.
Ketika seseorang meninggal dan telah dimakamkan, tentunya kita sadar bahwa kita tidak mungkin lagi bertemu secara fisik dengan orang tersebut di dunia nyata. Hidupnya di dunia telah berakhir. Demikian juga dengan murid-murid Yesus. Mereka mengerti betapa beratnya siksaan sepanjang proses penyaliban-Nya. Mereka melihat-Nya mati dan dikuburkan. Lalu tiga hari kemudian, ketika Kristus menampakkan diri-Nya, mereka ketakutan. Mereka berpikir melihat hantu.
Karena itulah Yesus meminta mereka meraba tangan dan kaki-Nya. Dia juga makan di depan mereka. Dia menegaskan sendiri, bahwa Dia benar-benar telah bangkit dari kematian. Dia menjelaskan nubuatan-nubuatan Kitab Suci tentang tujuan penderitaan-Nya, yaitu agar tersedia pengampunan dosa bagi semua orang (ayat 47). Ketika kita memahaminya seperti para murid maka kita pun memiliki berita untuk dibagikan kepada dunia. Memahami makna dan tujuan penderitaan Kristus memampukan kita menjadi saksi yang siap Dia utus.
Refleksi Diri: Sudahkah anda memahami makna dan tujuan Kristus mati? Apa komitmen anda?
Highlight: Yesus menegaskan sendiri, bahwa Dia benar-benar telah bangkit dari kematian.